Justbeenpaid New Attractive 2.5% Daily plans.
PipsFund

Saturday, April 3, 2010

oleh Unknown

Saya sangat tertarik saat menemukan kabar ini. Sebuah fakta yang sangat menarik untuk dikaji lebih dalam, tentunya untuk menjadi parameter bagi bangsa-bangsa lain di dunia, lebih terkhusus di negara kita, Indonesia.
Anda tentu tahu ponsel merek Nokia. Ya, sebuah ponsel yang telah menjadi pemimpin pasar dunia selama lebih dari 1 dekade. Tapi tidak semua orang tahu bahwa negara produsen handphone nomor 1 itu adalah Finlandia, kurang populer setidaknya jika dibandingkan populernya negara-negara high tech seperti Jepang, Amerika dan sebagainya. Tapi suatu fakta baru membuatnya menjadikan bangsa-bangsa lain menjadi iri secara positif. Adalah kualitas pendidikannya yang menjadi terbaik seantero jagat raya.
Finlandia menjadi terbaik di dunia berdasarkan hasil survei internasional yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Tes tersebut dikenal dengan nama PISA mengukur kemampuan siswa di bidang Sains, Membaca, dan juga Matematika. Hebatnya, Finlandia bukan hanya unggul secara akademis tapi juga menunjukkan unggul dalam pendidikan anak-anak lemah mental. Ringkasnya, Finlandia berhasil membuat semua siswanya cerdas.
Perlu diketahui, dalam masalah anggaran pendidikan Finlandia memang sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata negara di Eropa tapi masih kalah dengan beberapa negara lainnya.
Namun Finlandia tidaklah menggembleng siswanya dengan menambah jam-jam belajar, memberi beban PR tambahan, menerapkan disiplin tentara, atau memborbardir siswa dengan berbagai tes. Sebaliknya, siswa di Finlandia mulai sekolah pada usia yang agak lambat dibandingkan dengan negara-negara lain, yaitu pada usia 7 tahun, dan jam sekolah mereka justru lebih sedikit, yaitu hanya 30 jam perminggu. Bandingkan dengan Korea, ranking kedua setelah Finlandia, yang siswanya menghabiskan 50 jam perminggu.
Lantas, rahasia apa yang bangsa Finlandia miliki? Bagi-bagi dong ke bangsa kita :-)
Ternyata kuncinya memang terletak pada kualitas gurunya. Guru-guru Finlandia boleh dikata adalah guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima, lebih ketat persaingainnya ketimbang masuk ke fakultas bergengsi lainnya seperti fakultas hukum dan kedokteran! Bandingkan dengan Indonesia yang guru-gurunya dipasok oleh siswa dengan kualitas seadanya dan dididik oleh perguruan tinggi dengan kualitas seadanya pula.
Dengan kualitas mahasiswa yang baik dan pendidikan dan pelatihan guru yang berkualitas tinggi tak salah jika kemudian mereka dapat menjadi guru-guru dengan kualitas yang tinggi pula. Dengan kompetensi tersebut mereka bebas untuk menggunakan metode kelas apapun yang mereka suka, dengan kurikulum yang mereka rancang sendiri, dan buku teks yang mereka pilih sendiri. Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, mereka justru percaya bahwa ujian dan testing itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa. “Terlalu banyak testing membuat kita cenderung mengajar siswa untuk lolos ujian.” ungkap seorang guru di Finlandia.,”Padahal banyak aspek dalam pendidikan yang tidak bisa diukur dengan ujian.” Pada usia 18 siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi.
Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK! “Ini membantu siswa belajar betanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri,” kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia,” Dan kalau mereka bertanggungjawab mereka akan bekeja lebih bebas. Guru tidak harus selalu mengontrol mereka.”
Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Siswa belajar lebih banyak jika mereka mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. “Kita tidak belajar apa-apa kalau kita tinggal menuliskan apa yang dikatakan oleh guru. Disini guru tidak mengajar dengan metode ceramah.” Kata Tuomas Siltala, salah seorang siswa sekolah menengah. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. “Terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan dan belajar menjadi tidak menyenangkan.” Sambungnya.
Siswa yang lambat mendapat dukungan yang intensif. Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses. Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD.
Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dlsb. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha.
Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan ‘Kamu salah!’ pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya. Jadi tidak ada sistem ranking-rankingan. Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Ranking-rankingan hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya.
Kehebatan sistem pendidikan di Finlandia adalah gabungan antara kompetensi guru yang tinggi, kesabaran, toleransi dan komitmen pada keberhasilan melalui tanggung jawab pribadi. “Kalau saya gagal dalam mengajar seorang siswa,” kata seorang guru,” maka itu berarti ada yang tidak beres dengan pengajaran saya.”. Benar-benar ucapan guru yang bertanggungjawab.
Sebuah pelajaran berharga yang bangsa kita bisa tiru. Semoga saja bisa….

hasil COVAS dari

3 komentar:

blogserba said...

Pertamax ...
Nich sistem pendidikan yang patut ditiru oleh Bangsa Indonesia ...
Thanks sharingnya ...

Anonymous said...

Men's Silver Wedding Rings
Since ancient pandora jewellery times, jewelry cheap pandora has played an important cheap pandora uk role in romantic relationships, and pandora discount uk the wedding band has played pandora uk an integral part in pandora charm symbolizing the discount pandora charms permanence and sincerity of marriage. For a while there, men could only find a wedding ring in various grades of gold; but today there are several other options including platinum, sterling silver, titanium, and tungsten. There are certain guidelines that your jeweler needs to follow when placing a gemstone together with a solitaire ring.The diamond ring should have pandora silver charms 4 to 6 prongs to be able to hold the gemstones together. Remember that a bezel setting is better than a prong setting because it is a more secure and is less likely to be damaged. Also, a heavier setting is much safer than a lower and lighter setting in jewelry, because heavier engagement rings and diamond bands them to being more durable than lighter ones.The last charm bracelet pandora thing to consider when buying solitaire rings is making sure the ring looks good on you.However, silver wedding rings are more popular than ever. They come in several pandora sale charms different styles and patterns, are affordably priced, and made from .925 grade silver. This high quality silver is 92.5% pure silver with about 7.5% copper. Silver rings can be designed with a classic domed profile, with a brushed or polished face, with raised or beveled edges and much, much more. Why buy silver wedding rings?

Anonymous said...

People waste a Moncler tremendous amount of time and money on poinytless Web Moncler

Boutique
sties. The reality is that a Web site shuold be treated like any other business or marketing expenditure. Moncler pas cher As with any other

avdertising medimu, moncler prix you should set goals for your Web site. For example, spupose you sell dog treats. Moncler Soldes You spend a bunch of money printing a brochuree that explians why your dog treats are healthier or tastier than the ones at the grocery store. moncler paris The goal for that brochure is to give people information on all the faabulous benefits of your speciial dog traets. In much the same way, your moncler polo Web site might explpain why your dog treats are great. In fact, it might be nothing more than an "online brochuer" with a lot of the same inforamtion as the

paper one. moncler veste That's a reasonable goal for a new site. Sincce lots of peopole surfing around onlne have dogs, later on you may decide that you

want to expand your horizons outside Moncler Doudoune of your local area and use the Internet to sell your marvelous dog treats online.

Post a Comment

Tinggalkan Pesan Anda

Perpustakaan Online

Blogger Indonesia A. Fatih Syuhud Weblog