Justbeenpaid New Attractive 2.5% Daily plans.
PipsFund

Thursday, October 8, 2009

oleh Unknown

Nasib Tenaga Sukwan/Honorer,

Aku adalah salah satu dari sekian ribu bahkan ratusan ribu tenaga Sukawan/Honorer yang tersebar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mengabdikan diri untuk Dunia Pendidikan.

Pengabdianku ini belum ada apa-apanya dibandingkan mereka yang telah lebih dulu menjadi Sukwan / Honorer. Mereka ada yang telah mengabdi sampai puluhan tahun bahkan telah menghasilkan produk yang sangat luar biasa “menurut informasi dari mulut kemulut”.

Memang ada kepuasan tersendiri saat mengabdikan diri untuk menjadi seorang suka relawan dalam bidang pendidikan. Segala macam permasalahan terobati saat menyaksikan gelak tawa mereka, tersungging senyum di pojok bibirnya, keceriaannya, permainan karet, engklek, serta kepolosannya dala bercerita, dan masih banyak lagi kepuasan-kepuasan yang tidak bisa dilukiskan dengan sebuah kata-kata.

Akan tetapi dibalik semua itu sering kali mendapat ketidak adilan mau dari atasan langsung atau pun saat ada pertemuan (meskipun pertemuan itu tidak ada pemberitahuan “khusus hanya untuk PNS”). Padahal tugasnya sama berkecimpung di dunia pendidikan namun apabila ada kegiatan yang memakan waktu dan memeras keringat semuanya diserahkan kepada seorang Sukwan / Honorer, dangan bahasa yang sangat begitu indah, begitu halus dan membuat orang bersimpati (kami beri kesempatan kepada yang lebih muda, biar nanti kalau jadi PNS gak repot).

Suatu hari saya bersama rekan (pantasnya sahabat dan teman seperjuangan) mengajukan sebuah kegiatan perlombaan yang berhubungan dengan Bahasa Sunda dan Mulok, dan akhir dari kesemuaannya itu intinya pengajuan tadi ditolak. Namun selang beberapa waktu ada surat pemberitahuan bahwasannya setiap sekolah harus mengirimkan perwakilan untuk mengikuti lomba, yang membuat kami sakit hati :
1. Konsep acara tersebut jiplakan dari yang pernah kami ajukan, meskipun ada beberapa tambahan acara namun tetap kami kenal betul konsep itu.
2. Sama sekali tidak ada sukwan/honorer yang dilibatkan, padahal saat itu kami berencana hanya para Sukwan/Honorer lah yang akan mengurusinya.
Kami memang sakit hati, tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa dan kami hanya berfikir “inilah nasib tenaga sukwan/honorer”

Sempat terfikir dalam otak kotor untuk mempertanyakan mengenai sebutan “PAHLAWAN TANPA TANDA JASA” fikiran itu timbul beberapa bulan kemudian. Memang aku akui tanpa mereka aku tidak akan pernah bisa untuk menulis, membaca dan berhitung apalagi untuk menulis di dunia Maya.
Aku adalah salah satu dari sekian ribu bahkan ratusan ribu tenaga Sukawan/Honorer yang tersebar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mengabdikan diri untuk Dunia Pendidikan.

Masa kerjaku masih seumur jagung, masih malu-malu untuk mengemukakan pendapat dengan alasan :
1. Saya belum mempunyai taring untuk bertanding.
2. Setiap kali berpendapat atau beradu argument kata-kata yang selalu keluar dari atasan apabila beliau terpojok “kalau masih betah disini lanjutkan…..”. 
3. Di daerah saya katanya ada perda pelarangan untuk pengangkatan tenaga sukwan/honorer per tahun 2005 sedangkan saya masuk tahun 2008, akan tetapi ada bahasan lain untuk Sekolah Dasar (masih katanya) apabila benar-benar sangat dibutuhkan atau diperlukan silahkan lakukan dengan catatan segala sesuatunya ditanggung oleh pihak sekolah. (padahal saya masuk lembaga sekolah ini diminta secara langsung oleh atasan yang diperkuat oleh staf guru).
4. Itu diantaranya alasan mengapa saya belum mampu mengemukakan pendapat.
5. dan yang paling parah adalah point ke 2.
Dan yang paling parah mungkin pernah terjadi di antara rekanan Sukwan/Honorer lain adalah nasib tenaga Sukwan / Honorer itu honornya alakadarnya tapi lebih bagus alakadarnya yang perbulan dibandingkan saya dalam satu tahun lebih ini menerima honor masih dapat dihitung dengan satu tangan (5 jari) hanya 4 kali itupun tidak penuh hanya Rp. 450.000,- meskipun sering menanda tangan kuitansi penerimaan Rp. 150.000,- tapi bentuk fisik lembaran alat tukar yang memiliki nilai itu tidak tahu kemana rimbanya mungkin hilang di bebukitan atau bagaimana. Hehehe….. mudah-mudahan hal ini tidak terjadi pada rekan-rekan yang lain…. Apabila terjadi subhanalloh………. Dunia pendidikan di Negara kita ini akan seperti apa. Pantas jika banyak orang yang korupsi toh cara pengajarannyapun demikian. Peribahasa yang satu ini mungkin tepat “Guru kencing berdiri, Murid kencing Berlari”
Dari curahan hati ini mudah-mudahan ada seorang dermawan terus konglomerat mau memberikan uang kepada saya sebesar 1T aja cukup saya akan membangun sebuah sekolah tepatnya bukan membangun mungkin tapi akan melanjutkan lembaga pendidikan / sekolah yang sempat dibnangun oleh orang tua saya beserta sahabatnya di Pesantren Riyadul Ulum.
Ya sedikit-sedikit sudah mulai saya rintis kembali bersama sahabat saya dan tentunya mengajak orang yang ikut mendirikan waktu jaman orang tua saya tiada lain untuk menjadi seorang pembimbing. Biar bagaimanapun mereka masih punya hak.
Saya masih belum puas mencurahkan hati ini, akan tetappi saya sudah lelah insya alloh nanti saya akan bercerita mewakili rekan saya yang lain.
saya menghayal kali ini……… kalau saja ada pihak DINAS PENDIDIKAN yang membaca curahan hati saya ini, saya mohon tolong perhatikan kami………. Lain lagi apa bila SK yang kami terima dari pihak sekolah bisa di sekolahkan di BANK mungkin kami tidak akan terlalu menjerit karena kami mungkin bisa mengelola sampingan.

3 komentar:

Anonymous said...

sabar....

Unknown said...

During the World War II, Art Deco jewellery was ugg sale a very popular style among women. The females started ugg boots wearing short dresses and cut their hair short. And uggs such boyish style was accessorized with Art Deco jewellery. They used cheap ugg boots long dangling earrings and necklaces, multiple bracelets and bold ugg boots uk rings.Art Deco jewellery has harshly geometric and symmetrical theme instead disocunt ugg boots of free flowing curves and naturalistic motifs. Art Deco Jewelry buy ugg boots today displays designs that consist of arcs, circles, rectangles, squares, and ugg outlet triangles. Bracelets, earrings, necklaces and rings are added with long ugg boots outlet lines and curves.One example of Art Deco jewelry is the Art Deco ring. Art Deco rings have ugg mall sophisticated sparkle and bold styles. These rings are not intended for a subtle look, they are meant to be noticed. Hence, these are perfect for people with bold styles.

Anonymous said...

Men's Silver Wedding Rings
Since ancient pandora jewellery times, jewelry cheap pandora has played an important cheap pandora uk role in romantic relationships, and pandora discount uk the wedding band has played pandora uk an integral part in pandora charm symbolizing the discount pandora charms permanence and sincerity of marriage. For a while there, men could only find a wedding ring in various grades of gold; but today there are several other options including platinum, sterling silver, titanium, and tungsten. There are certain guidelines that your jeweler needs to follow when placing a gemstone together with a solitaire ring.The diamond ring should have pandora silver charms 4 to 6 prongs to be able to hold the gemstones together. Remember that a bezel setting is better than a prong setting because it is a more secure and is less likely to be damaged. Also, a heavier setting is much safer than a lower and lighter setting in jewelry, because heavier engagement rings and diamond bands them to being more durable than lighter ones.The last charm bracelet pandora thing to consider when buying solitaire rings is making sure the ring looks good on you.However, silver wedding rings are more popular than ever. They come in several pandora sale charms different styles and patterns, are affordably priced, and made from .925 grade silver. This high quality silver is 92.5% pure silver with about 7.5% copper. Silver rings can be designed with a classic domed profile, with a brushed or polished face, with raised or beveled edges and much, much more. Why buy silver wedding rings?

Post a Comment

Tinggalkan Pesan Anda

Perpustakaan Online

Blogger Indonesia A. Fatih Syuhud Weblog